Rabu, 30 Juli 2014

Ramadhan dan Syawal : Keseimbangan antara Kesalehan Pribadi dan Kesalehan Sosial



Ramadhan dan Syawal adalah dua bulan agung yang keduanya ditunggu-tunggu hadirnya oleh segenap muslim di dunia. Ramadhan yang merupakan bulan dimana Allah swt membuka pintu Pahala dan Ampunan seluas-luasnya bagi setiap manusia.Tiap-tiap ibadah yang dilakukan pada hari-hari ramadhan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah swt, membuat setiap muslim menunggu-nunggu hadirnya penghulu dari segala bulan yaitu bulan Ramadhan.

Syawal yang merupakan bulan penuh kemenangan. terdapat hari raya idul fitri didalamnya, dimana setiap muslim setelah berjuang untuk mengendalikan hawa nafsu selama sebulan penuh diharapkan memperoleh penghapusan dosa dan mendapat pahala dari Allah swt. Berdasarkan pada tradisi yang ada pula sudah menjadi kebiasaan bagi setiap muslim untuk bersilaturahim , saling mengunjungi dan saling memaafkan antara satu sama lainnya.

Kedua bulan yang berdampingan ini terdapat makna kesalehan pribadi dan kesalehan sosial bagi tiap-tiap manusia yang tercermin dari ibadah-ibadah serta tradisi-tradisi yang dilakukannya.

Pada bulan Ramadhan tiap-tiap muslim berusaha untuk mendekatkan diri secara personal kepada allah. Tiap-tiap muslim berusaha untuk memperbaiki dan memperkuat hubunganya kepada allah melalui ibadah-ibadah mahdah seperti puasa, memperbanyak sholat , memperbanyak dzikir , membaca dan mentadaburi al-quran serta melakukan itikaf guna semakin  memperkuat hubungannya kepada allah (habluminnallah) adalah bentuk-bentuk kesalehan pribadi yang bertujuan untuk memperkuat hubungan baik  kepada allah, yang mungkin sempat renggang pada bulan-bulan sebelumnya atau sekedar untuk merperkuat hubunganya yang baik kepada Allah swt.

Di bulan ramadhan juga tiap-tiap muslim berusaha untuk memperkuat kesalehan sosial. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan pada sesamanya yang membutuhkan seperti misalnya melalui pemberian shadaqoh, infak dan zakat fitrah yang kesemuanya selain diperuntukan untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan kepada Allah juga untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan baikn antara sesama manusia (hablumminanas). Ibadah seperti Shalat Tarawih  selain juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah (habluminnallah) juga merupakan sarana bagi kita untuk bersilaturahim.Hal ini karena pada tiap-tiap malam kita dapat berkumpul bersama-sama bertemu untuk mengerjakan sholat dan mengerjakan ibadah lain setelahnya seperti pengajian malam , itikaf bersama dsb. yang dimana hal tersebut tidak akan pernah kita lakukan pada bulan-bulan sebelumnya.

Selain ibadah juga terdapat tradisi-tradisi yang sifatnya baik dan juga dapat memperkuat hubungan sesama manusia (habluminannas) yang hanya biasa kita lakukan pada bulan Ramadhan dan Syawal. Misalnya Agenda Iftar  Bersama (buka puasa bersama) yang sering dijadikan momentum bagi teman-teman yang sudah lama tidak berkumpul untuk kembali bertemu menjalin silaturahmi. Agenda mudik lebaran yang dijadikan sarana untuk bertemu sanak saudara yang mungkin sulit bagi kita untuk bertemu pada hari-hari biasa.Selain itu juga kebiasaan saling mengunjungi di hari raya lebaran antara keluarga , kerabat, tetangga, teman-teman, kesemuanya pada dasarnya diperuntukkan untuk memperkuat hubungan kita terhadap sesama manusia dalam rangka pembentukan kesalehan sosial dalam diri kita.

Inilah ibadah-ibadah serta tradisi-tradisi yang biasanya kita lakukan pada bulan ramadhan dan syawal yang mungkin tanpa kita sadari kesemuanya bermuara pada pembentukkan kesalehan pribadi dan kesalehan sosial pada diri kita.Kesalehan pribadi dan Kesalehan sosial yang dibentuk melalui perbaikan dan penguatan hubungan baik kepada Allah swt dan hubungan baik kepada Sesama manusia.Di kedua bulan mulia ini manusia hendak diarahkan agar membentuk keseimbangan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial.Ini bertujuan agar manusia tidak hanya melulu mengutamakan urusan yang bersifat duniawi daripada yang bersifat ukhrawi dan juga sebaliknya tidak hanya melulu mengutamakan urusan yang sifatnya duniawi daripada yang bersifat ukhrawi.

Hal ini sebagaimana Firman Allah swt sbb.

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 77)

Dan di dalam  Rasulullah hadist riwayat Ibnu Asakir tentang keseimbangan hidup didunia dan akhirat.

لَيْسَ بِخَيْرِ كُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِاخِرَتِهِ وَلاَ اخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتّى يُصِيْبُ مِنْهُمَاجَمِيْعًا فَاِنَّ الدَّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى اْلاخِرَةِ وَلَاتَكُوْنُوْا كَلًّ عَلَى النَّاسِ
                                                                                                 
"Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda, "Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang menhinggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain."(HR. Ibnu Asakir).


Pada dasarnya , Allah swt dan Rasul-Nya mengajarkan pada kita agar menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat.Hendaknya setiap  urusan keduniaan yang kita lakukan selalu mendukung kita untuk mendapatkan kehidupan yang baik di akhirat nanti.Hal itu tentunya dilakukan dengan mentawazunkan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial  dalam bentuk memperbaiki dan memperkuat hubungan baik Terhadap Allah (Hablumminnallah) dan Hubungan baik terhadap sesama manusia (Hablumminannas).

Inilah sedikit nasihat yang mungkin dapat penulis sampaikan , dan semoga dapat mendatangkan kebaikan terutama untuk diri penulis pribadi dan pada diri setiap insan yang membacanya.Tak lupa juga penulis memohon maaf dengan hati yang tulus jika memang terdapat kesalahan dalam tulisan ini dan memohon kepada setiap insan yang paham untuk memperbaiki kesalahan yang ada di dalam tulisan ini .Karena Sesungguhnya Kebenaran datangnya dari Allah swt dan Kesalahan datang dari pribadi penulis.

Akhirulkalam, di hari yang penuh kemenangan ini penulis ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435. Semoga di hari kemenangan ini kita  tetap  istiqomah dalam ketaataan pada Allah swt.


Wallahu A'lam Bishawab

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H,
Taqoballahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum
Minal Aidzin wal faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin.


Created By : Amar Fatih, 
1 Syawal 1435 H
28  Juli  2014 M 

Daftar Bacaan :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar